Menurut data BPS proporsi penduduk Indonesia didominasi oleh penduduk usia produktif yaitu sekitar 152,6 juta. Kategori usia produktif adalah penduduk usia 15-64 tahun. Jika dihubungkan dengan terminologi dari Menpora pada tahun 2001, kategori penduduk pada kisaran usia itu adalah pemuda, pemuda adalah penduduk dengan usia antara 15-45 tahun. Dengan struktur penduduk seperti telah disebut, seharusnya Indonesia menjadi negara produktif. Penduduk dengan usia produktif inilah yang sebenarnya menentukan roda pembangunan bangsa.
Terkait dengan terminologi-terminologi di atas, maka mahasiswa termasuk ke dalam kategori pemuda. Menurut A. Fanar Syukri, MSc., mahasiswa adalah inti dari generasi muda. Mahasiswa adalah motor penggerak utama perubahan. Mahasiswa diakui perannya sebagai pendobrak kebekuan dan kejemuan masyarakat. Tidak salah jika pemuda dikatakan sebagai urat nadi sebuah bangsa. Mahasiswa merupakan elemen masyarakat yang memiliki kelebihan tersendiri, semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan ‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya. Mereka hidup dalam struktur kehidupan yang memungkinkan dirinya terus berinteraksi dengan sumber-sumber keilmuan, dan ini memungkinkan dirinya menemukan pencerahan. Tidak heran kalau kemudian mahasiswa memiliki karakter idealis dan lebih terbuka dibandingkan elemen masyarakat lainnya, ini dimungkinkan terjadi karena interaksi mereka dengan sumber-sumber keilmuan dan informasi yang intens. Namun keunikannya tidak kemudian membuat dirinya harus ekslusif, karena mereka tetap bagian dari masyarakat secara keseluruhan. Bahkan sebenarnya ke masyarakatlah muara kiprahnya.
Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya pada dasarnya mengarah pada peningkatan kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia. Tercapainya kedua hal tersebut salah satunya melalui pembinaan olahraga.Olahraga merupakan salah satu unsur pembinaan bangsa. Sebagai unsur pembinaan bangsa, maka pengembangan olahraga tidak hanya sekedar untuk mencapai kesegaran jasmani dan rohani atau tidak sekedar untuk memenuhi moto klasik yang berbunyi “Men Sana In Corporesano” yang artinya dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Tetapi sebagai bagian integral pembangunan nasional dengan tujuan membangun manusia Indonesia yang utuh.
Di era globalisasi saat ini prestasi olahraga sangat penting. Prestasi tinggi di bidang olahraga dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional dan kepercayaan diri. Ironisnya hal tersebut bertolak belakang dengan kondisi dunia olahraga Indonesia. Prestasi olahraga nasioanal kian terpuruk. Dari tahun ke tahun tidak ada peningkatan dan cenderung terjadi penurunan prestasi. Atlet-atlet yang ada saat ini cenderung atlet-atlet yang ditemukan secara kebetulan. Sudah saatnya paradigma seperti ini diubah. Pemerintah tidak lagi menemukan atlet secara kebetulan, tetapi bagaimana atlet tersebut diciptakan. Salah satunya melalui memasyarakatkan olah raga.
Pemikiran konseptual, kebijaksanaan dan strategi serta pelaksanaan pembinaan yang meliputi permasalahan pembibitan dan peningkatan prestasi seharusnya merupakan alur yang konsisten, terpadu dan berkesinambungan.
Sehubungan dengan itu perlu ditingkatkan pendidikan jasmani dan olahraga di dunia pendidikan khususnya di perguruan tinggi. Pengembangan olahraga prestasi, upaya memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat di kalangan mahasiswa serta upaya menciptakan iklim yang lebih mendorong mahasiswa untuk berprestasi secara bertanggungjawab dalam membina dan mengembangkan olahraga perlu ditekankan kembali. Khususnya perlu ditingkatkan upaya pembibitan olahragawan, pembinaan pelatih, penyediaan sarana dan prasarana olahraga, pengembangan sistem pembinaan olahraga yang lebih selektif termasuk pemberian penghargaan bagi para.
Partisipasi mahasiswa di dunia olahraga tidak hanya dominasi mahasiswa jurusan tertentu saja. Seluruh lapisan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu berhak untuk berperan serta dalam upaya peningkatan prestasi olah raga. Terkadang hal ini tidak didukung oleh banyak hal. Persoalan fasilitas sering menjadi kendala untuk melahirkan bibit-bibit unggul yang bisa melanjutkan estafet prestasi olaraga dan mampu mengangkat nama baik bangsa di persada internasional.